welcome!!

Sebuah Janji (dongeng)

>> Minggu, 18 Oktober 2009



Dahulu kala hiduplah seorang janda tua dengan sepasang anaknya, Mary dan Brat. Suatu hari, ada seorang pedagang jatuh cinta kepada MAry. Ia bermaksud menikahi Mary dan membawanya kekota yang jauh dari kampung tempat tinggal Mary. Janda tua itu tidak setuju Mary jauh darinya. Namun Brat membujuknya. "ibu," ujar Brat. "Biarlah Kakak menikah dengan pemuda yang dicintainya. Aku berjanji, bila suatu saat Ibu memerlukan Kakak, aku akan menjemputnya di kota, lalu membawanya kakak kesini untuk Ibu."
Akhirnya, janda tua itu menerima si pedagang menjadi menantunya. Mary langsung diboyong ke kota dan hidup bahagia. Kadang-kadang Brat menemani Ibunya mengunjungi Mary. Kadang Mary mengunjungi mereka bersama suaminya. Suatu malam, Mary duduk di perapian sambilmembaca. Jam berdentang dua belas kali. Tiba-tiba Mary mendengar namanya dipanggil. Ia segera membuka jendela. Di situ tampak Brat berdiri kaku dengan wajah pucat. "Brat, kenapa kau disini malam-malam begini?" Mary berlari keluar rumah. "Cepat kita ke tempat Ibu," Brat menggenggam erat tangan Mary. Mary merasakan telapak tangan Brat sedingin es. Mereka lalu bergandengan melintasi bukibukit, pohon-pohon. Langkah mereka terasa ringan sekali. Mary hampir tak mempercayai semua ini. Mereka seakan melayang di dalam sinar bulan. Mereka lalu melewati sebatang pohon besar rindang. "Coba dengar," ujar Mary. "Aku mendengar daun-daun itu berbisik, 'lihatlah, ada hantu berjalan dengan manusia'."
"Kakak tertidur dan sedang bermimpi," ujar Brat. Mary hanya tersenyum. Menjelang fajar, bayangan bulan semakin memudar. Mary bisa melihat pemandangan kampung halamannya. Banyak burung mulai bangun dan mencicit-cicit. "Coba dengar burung-burung itu berkata, 'lihatlah, ada manusia berjalan dengan hantu." "Kakak tertidur dan bermimpi," sahut Brat lagi. "Kurasa juga begitu," ujar Mary. Saat hari mulai terang, mereka tiba di kampung halaman. Brat membiarkan kakaknya berjalan melintasi terowongan. Jalan-jalan berikutnya sudah sangat dikenal Mary. Lonceng di gereja terdengar berdentang. Itu biasa dilakukan bila ada kematian. Mary yakin, pasti ia hanya sedang bermimpi. Sebuah mimpi buruk. Di sepanjang jalan menuju rumahnya, tampak tanda palang merah tertempel di rumah-rumah. Itu menandakan sedang terjadi wabah penyakit menular di kampungnya. Akhirnya Mary tiba di depan rumahnya sendiri. Ia berhenti dan berbalik menghadap adiknya. Sebelum Mary berbicara, Brat berkata, "Temuilah Ibu di dalam. Katakan padanya bahwa aku sangat menyayanginya. Dan aku telah menepati janjiku." Suara ayam berkokok nyaring terdengar. Perlahan tubuh Brat melumer, lalu lenyap bersamaan dengan terbitnya matahari. Sadarlah Mary mengapa Brat menjemputnya. Brat sudah meninggal dan sekarang Ibunya membutuhkannya.

Diceritakan Kembali Oleh: Rizqi Mutqiyyah

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP